“Puasa sebagai amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan di bulan Sya'ban, hal demikian merupakan latihan persiapan yang nantinya diharapkan dapat memantapkan kualitas puasa di bulan Ramadhan,” ujarnya.
Hal itu dikatakan Kasi PAPKIS katakana saat memberikan tausiyah pada kegiatan Pengawasan Pendekatan Agama (PPA) atau biasa disebut amaliyah pagi setiap senin yang bertempat di Aula Kantor Kemenag Kotabaru. Senin (26/02/2024).
“Jika diibaratkan bercocok tanam, bulan Sya'ban itu bulan menyemai benih, mulai merawat pertumbuhan tanaman kebaikan. Sedangkan Ramadhan merupakan bulan memanen,” ucapnya.
Artinya, lanjut Herman, umat Islam tidak mungkin dapat memanen kebaikan kalau tidak pernah menanam dan merawat tanaman itu. Jadi, sebagai persiapan mental spiritual, umat Islam perlu bermuhasabah dengan qiyamulail dan menghidupkan malam, shalat Tahajud, beristighfar, membaca Al Qur'an dan bermunajat kepada Allah sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.
“Pemaknaan Sya'ban sebagai bulan pemantapan iman, persiapan mental - spiritual prakondisi Ramadhan, dan persatuan umat menjadi sangat relevan dengan arti dan konteks Sya'ban itu sendiri,” bebernya.
Jadi, Ia menegaskan bahwa bulan Sya'ban juga harus dimaknai dan diisi dengan memperbanyak amalan sunnah yang dapat menyegarkan kembali spiritualitas dan moralitas umat Islam sehingga ketika memasuki Ramadhan benar-benar siap untuk berpuasa lahir dan batin.
“Jadi tidak ada salahnya jika di bulan Sya'ban umat Islam banyak berdoa yang artinya "Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban ini, dan antarkanlah kami sampai (berpuasa) di bulan Ramadhan," tutupnya.