Berita

Gara Bimas Katolik Gelar Dialog Kerukunan Intern dan Moderasi Umat Katolik

Senin, 22 April 2024 09:17 WIB
  • Share this on:

Kotabaru (Kemenag KTB) – Penyelenggara Bimbingan Masyarakat Katolik (Bimas Katolik) Kantor Kementerian Agama (Kan.kemenag) Kabupaten Kotabaru menggelar kegiatan dialog kerukunan Intern dan Moderasi Umat Katolik dengan tema “mewujudkan peran gereja sebagai penggerak moderasi beragama dalam tahun evaluasi dan syukur di bumi saijaan kabupaten kotabaru. Kamis (18/04/2024) di Ballroom Hotel Grand Surya Kotabaru.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Kotabaru Dr. H.A Ahmad Kamal, S.HI., M.Ag memberikan arahan sekaligus membuka acara yang diikuti dan dihadiri oleh para kasi dan penyelenggara dan 69 umat katolik yang berusia di atas 17 tahun.

Ia mengungkapkan bahwa Moderasi beragama tercermin dalam komitmen kebangsaan yang menjunjung keberagaman, toleransi yang menghargai perbedaan keyakinan, penolakan terhadap segala bentuk kekerasan atas nama agama, serta penerimaan dan akomodasi terhadap kekayaan budaya dan tradisi yang ada dalam masyarakat.

Kemudian dalam sambutannya Kasi Bimas Katolik Agustinus Setyo Budiyono menyebutkan bahwa tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kerukunan internal dalam dan luar gereja yang pada akhirnya masyarakat katolik jua akan rukun.

“Kami bertujuan untuk mengembangkan moderasi beragama dalam kehidupan beragama dan meningkatkan penghayatan kerukunan hidup dalam komunitas umat beriman dan masyarakat katolik khususnya di bumi saijaan Kotabaru,” katanya.

Sementera itu, Pastor Kepala Paroki St. Maria Ratu Pecinta Damai Mandam, RD. Antonius Budi Wihandono yang juga selaku narasumber mengatakan moderasi beragama dapat diwujudkan dengan berbagai cara seperti berdialog dengan sesama yang berbeda agama.

“Kita bisa berdialog dengan yang berbeda keyakinan dengan kita, berusaha mengenal mereka dengan menigkatkan solidaritas serta toleransi,” ucapnya.

Ia kemudian juga menegaskan bahwa manusia memang tercipta dengan membawa karakter yang berbeda, tetapi hendaknya perbedaan yang ada jangan dijadikan sebagai sesuatu yang dapat menghancurkan sebuah hubungan.

“Saat ini dunia kagum dengan kita. Indonesia adalah model kerukunan umat beragama dunia. Tuhan memang menciptakan Negara kita dengan berbagai suku bangsa agama yang berbeda, latar belakang yang berbeda pula. Cara yang tepat untuk menciptakan kebersamaan adalah sikap saling menghargai, menghormati perbedaan yang ada,” pungkasnya.

Editor:
Tina
Kontributor:
Kantor Kemenag
Penulis:
Tina
Fotografer:
Tina

Gallery

  • -
  • -
  • -
  • -
  • -